BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
II.1. Karateristik
Matematika Sekolah
Sehubungan dengan
karakteristik umum matematika,dalam pelaksanaan pembelajaran matematika
disekolah harus memperhatikan ruang lingkup matematika sekolah.Ada sedikit
perbedaan antara matematika sebagai ilmu dengan matematika sekolah.Perbedaan
itu dalam hal :
1. Penyajian
Penyajian matematika tidak harus diawali
dengan teorema maupun definisi,tetapi haruslah disesuaikan dengan perkembangan
intelektual siswa.
2. Pola
pikir
Pembelajaran matematika sekolah dapat
menggunakan pola pikir deduktif maupun pola pikir induktif.Hal ini harus
disesuaikan dengan topik bahsan dan tingkat intelektual siswa.Sebagai kriteria
umum,biasanya di SD menggunakan pendekatan induktif terlebih dahulu karena hal
ini lebih memungkinkan siswa menangkap pengertian yang dimaksud.Sementara untuk
SMP dan SMA,pola pikir deduktif sudah semakin ditekankan.Contoh-contoh yang
disajikan sebelumnya juga menunjukkan contoh pola pikir yang digunakan
disekolah.
3. Semesta
Pembicaraan
Sesuai dengan tingkat perkembangan
intelektual siswa,maka matematika yang disajikan dalam jenjang pendidikan juga
menyesuaikan dalam kekomplekan semestanya.Semakin meningkat tahap perkembangan
intelektual siswa,maka semesta matematikanya semakin diperluas.
4. Tingkat
Keabstrakan
Seperti pada poin sebelumny,tingkat
keabstrakan matematika juga harus menyesuaikan dengan tingkat perkembangan
intelektual siswa.Di SD dimungkinkan untuk mengkongkretkan objek-objek
matematika agar siswa lebih memahami pelajaran.Namun,semakin tinggi jenjang
sekolah,tingkat keabstrakan objek semakin diperluas.
Berdasarkan hal tersebut di atas dalam
pembelajaran matematika perlu disesuaikan dengan perkembangan kognitif siswa,
dimulai dari yang konkrit menuju abstrak. Namun demikian meskipun obyek
pembelajaran matematika adalah abstark, tetapi masih diperlukan pengalaman
melalui obyek konkrit agar siswa mampu memahami konsep dan prinsip.Suatu konsep
diangkat melalui manipulasi dan observasi terhadap obyek konkrit, kemudian
dilakukan proses abstraksi dan idealisasi. Jadi dalam proses pembelajaran
matematika peranan media/alat peraga sangat penting untuk pemahaman suatu
konsep atau prinsip. Heinich., et al. (1996:21) mengemukakan “adaptation of
media and specially designed mean can contribute enormously to effective
instructional …”.Hal tersebut mengandung maksud bahwa media yang sesuai dan dirancang
khusus akan dapat memberikan dukungan yang sangat besar terhadap efektifitas
pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran matematika juga
dimulai dari yang sederhana ke kompleks. Menurut Karso (1993:124) matematika
mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasikan.
Konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis, terstruktur, logis, dan
sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang
paling kompleks.
Skemp (1971:36) menyatakan bahwa dalam belajar matematika meskipun kita telah membuat semua konsep itu menjadi baru dalam pikiran kita sendiri, kita hanya bisa melakukan semua ini dengan menggunakan konsep yang kita capai sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut dalam matematika terdapat topic atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya.
Skemp (1971:36) menyatakan bahwa dalam belajar matematika meskipun kita telah membuat semua konsep itu menjadi baru dalam pikiran kita sendiri, kita hanya bisa melakukan semua ini dengan menggunakan konsep yang kita capai sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut dalam matematika terdapat topic atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya.
Dengan demikian dalam mempelajari
matematika, konsep sebelumnya harus benar-benar dikuasai agar dapat memahami
konsep-konsep selanjutnya. Hal ini tentu saja membawa akibat kepada bagaimana
terjadinya proses belajar mengajar atau pembelajaran matematika. Oleh karena
itu dalam pembelajaran matematika tidak dapat dilakukan secara melompat-lompat
tetapi harus tahap demi tahap, dimulai dengan pemahaman ide dan konsep yang
sederhana sampai kejenjang yang lebih kompleks.
Seseorang tidak mungkin mempelajari
konsep lebih tinggi sebelum ia menguasai atau memahami konsep yang lebih
rendah. Berdasarkan hal tersebut mengakibatkan pembelajaran berkembang dari
yang mudah ke yang sukar, sehingga dalam memberikan contoh guru juga harus
memperhatikan tentang tingkat kesukaran dari materi yang disampaikan, dengan
demikian dalam pembelajaran matematika contoh-contoh yang diberikan harus
bervariasi dan tidak cukup hanya satu contoh.
Disamping itu pembelajaran matematika
hendaknya bermakna, yaitu pembelajaran yang mengutamakan pengertian atau
pemahaman konsep dan penerapannya dalam kehidupan. Agar suatu kegiatan belajar
mengajar menjadi suatu pembelajaran yang bermakna maka kegiatan belajar
mengajar harus bertumpu pada cara belajar siswa aktif (CBSA). Menurut
Chickering dan Gamson (Bonwell dan Eison, 1991:1) dalam belajar aktif siswa
harus melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar mendengarkan, untuk bisa
terlibat aktif para siswa itu harus terlibat dalam tugas yang perlu pemikiran
tingkat tinggi seperti tugas analisis, sintesis, dan evaluasi. Oleh karena itu
dalam rangka mewujudkan CBSA guru harus berusaha mencari metode mengajar yang
dapat menyebabkan siswa aktif belajar.
Pembelajaran matematika hendaknya
menganut kebenaran konsistensi yang didasarkan kepada kebenaran-kebnaran
terdahulu yang telah diterima, atau setiap struktur dalam matematika tidak
boleh terdapat kontradiksi. Matematika sebagai ilmu yang deduktif aksiomatis,
dimana dalil-dalil atau prinsip-prinsip harus dibuktikan secara deduktif.
Tetapi mengingat kemampuan berpikir siswa, penerapan pola deduktif tidak
dilakukan secara ketat. Hal itu sesuai dengan yang dikemukakan oleh Soedjadi
(1995:1) bahwa struktur sajian matematika tidak harus menggunakan pola pikir
deduktif semata, tetapi dapat juga digunakan pola pikir induktif.
A. Pengertian
Matematika Sekolah
Matematika
sekolah Erman Suherman (1993:134) mengemukakan bahwa matematika sekolah
merupakan bagian matematika yang diberikan untuk dipelajari oleh siswa sekolah
(formal), yaitu SD, SLTP, dan SLTA. Menurut Soedjadi (1995:1) matematika
sekolah adalah bagian atau unsur dari matematika yang dipilih antara lain
dengan pertimbangan atau berorentasi pada pendidikan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa matematika sekolah adalah matematika yang telah dipilah-pilah
dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta digunakan
sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para
siswa.
Matematika sebagai ilmu
dasar telah berkembang dengan amat pesat baik dari segi materi maupun
kegunaannya,sehingga dalam perkembangannya atau pembelajaran disekolah kita
harus memperhatikan perkembangan-perkembangannya,baik dimasa lalu,masa sekarang
atapun masa yang akan datang.
Matematika sekolah
adalah matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar(SD) dan Pendidikan
Menengah (SMP,SMA/SMK).Matematika sekolah terdiri dari bagian-bagian matematika
yang dipilih untuk menumbuh kembangkan kemampuan-kemampuan yang membentuk
pribadi serta berpadu pada perkembangan IPTEK.Hal ini menunjukkan bahwa
matematika sekolah tetap memiliki
ciri-ciri yang dimiliki matematika,yaitu memiliki objek kejadian yang abstrak
serta berpola pikir deduktif konsisten.
B.
Fungsi Matematika
Sekolah
Fungsi
matematika sekolah menurut (Suherman, dkk., 2003:55):
1) Alat
Melalui matematika siswa dapat memahami
dan menyampaikan suatu informasi misalnya melalui persamaan, atau tabel-tabel
dalam model matematika.
2) Pola
Pikir
Belajar matematika merupakan pembentukan
pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian. Pola pikir yang dikembangkan
adalah pola pikir deduktif dan induktif.
3) Ilmu
Matematika selalu mencari kebenaran dan
bersedia meralat kebenaran yang sementara diterima, bila ditemukan penemuan
baru sepanjang mengikuti pola pikir yang sah.
C.
Tujuan Pembelajaran
Matematika
Mata pelajaran
matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah.
2.
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan
dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4.
Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
D. Peran
Matematika Sekolah
Adapun peran Matematika Sekolah yaitu :
1. Untuk
mempersiapkan anak ddik agar sanggup menghadapi perubahan-perubahan keadaan di
dalam kehidupan dunia yang senantiasa berubah, mealui latihan bertindak atas
dasar pemikiran logis dan rasional, kritis dan cermat, objektif, kreati,
efektif dan diperhitungkan secara analisis sintesis.
2.
Untuk mempersipkan anak didik agar menggunakan
matematika secara fungsional dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam
menghadapi ilmu pengetahuan
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Sekolah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam
pembelajaran matematika sekolah,diantaranya:
a) Peserta didik
Kegagalan atau keberhasilan dalam proses pembelajaran yang terjadi pada
peserta didik,tidak sepenuhnya berada ditangan guru.Tapi masih ada faktor yang
muncul dari peserta didik tersebut.Misalnya saja,bagaimana kemampuan dan kesiapan peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran.Bagaimana sikap dan minat peserta didik
terhadap matematika,kemudian bagaiman
pula kondisi fisiologinya dan juga kondisi psikologinya.Selain itu intelegensi
juga berpengaruh terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.
b) Prasarana dan sarana
Prasarana yang mapan seperti ruangan seperti ruangan yang sejuk dan bersih
dengan tempat duduk yang nyaman biasanya lebih memperlancar terjadinya proses
pembelajaran.Demikian pula sarana yang lengkap dengan adanya buku teks dan alat
bantu belajar akan merupakan fasilitas belajar yang penting.Penyediaan sumber
belajar yang lain,seperti majalah tentang pengajaran matematika,laboratorium
matematika dan lain-lain akan meningkatkan kualitas dalm proses pembelajaran
peserta didik.
c) Pengajar
Pengajar melaksanakan proses mengajaar sehingga proses belajar diharapkan
dapat berlangsung efektif.Kemampuan pengajar dalam menyampaikan matematika dan menguasai materi
yang diajarkan sangat mempengaaruhi terjadinya proses
belajar.Kepribadian,pengalaman dan motivasi pengajar dalam mengajar juga
mempengaruhi dalam efektivitasnya proses belajar.
Penguasaan materi
matematika dan cara
penyampaiannya merupakan syarat yang tidak dapt ditawar lagi bagi pengajar
matematika.seorang pengajar matematika yang tidak menguasai materi matematika
yang akan diajarkan,tidak mungkin ia dapat mengajar matematika dengan
baik.Demiian juga dengan pengajar yang tidak menguasai berbagai cara
penyampaian,ia hanya mengejar terselesaikannya bahan yang diajarkan tanpa
memperhatikan kemampuan dan kesiapan peserta didik.
II.2.
Strategi Pembelajaran Matematika
Seorang
pemain catur harus memperhitungkan setiap posisi buah catur miliknya dan milik
lawannya, terutama yang berkait dengan kelemahan dan keunggulan setiap buah
catur tersebut. Berdasar hasil analisis itulah, sang pemain dapat menentukan
strategi yang dapat digunakan untuk memenangkan pertarungan dimaksud, yang berupa
rancangan atau rencana tindakannya. Oleh karena itu, Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) (Depdiknas, 2002) menyatakan bahwa strategi adalah rencana
yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Dengan demikian,
strategi pembelajaran dapat pula disebut sebagai cara yang sistematik dalam
mengomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dari beberapa pendapat pakar, Supinah (2008) menyimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan strategi pembelajaran adalah perpaduan dari:
a.
Urutan kegiatan, cara
pengorganisasian materi pelajaran, dan siswa;
b.
Metode atau teknik
pembelajaran;
c.
Media pembelajaran
yaitu berupa peralatan dan bahan pembelajaran;
d.
Waktu yang digunakan
dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
Dapat
juga dikatakan, strategi pembelajaran adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan
materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi lingkup
dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar.
Komponen
strategi pembelajaran:
·
Kegiatan pembelajaran
pendahuluan
Kegiatan
pembelajaran pendahuluan memegang peranan penting dari suatu sistem
pembelajaran secara keseluruhan.Pada bagian ini diharapkan guru mampu menarik
minat peserta didik atas materi pelajaran
ang akan disampaikan.Hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik.
Cara
guru memperkenalkan materi pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi tentang
kehidupan sehari-hari atau guru meyakinkan apa manfaat mempelajari pokok
bahasan tertentu akan sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.
Secara
spesifik,kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan dengan teknik:
§ Jelaskan
tujuan khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh semua peserta didik diakhir
kegiatan pembelajaran.Denag demikian peserta didik akan menadari
pengetahuan,keterampilan,sekaligus manfaat yang akan diperoleh setelah
mepelajari bahasan tersebut.
§ Lakukan
apersepsi,berupa kegiatan ang merupakan jembatan antara pengetahuan lama dengan
pengetahuan baru yanga akan dipelajari.Tunjukkan pada mereka eratnya hubungan
antar pengetahuan yang telah mereka miliki dengan pengetahuan yang akan mereka
pelajari.
·
Penyampaian Informasi
Penampaian
informasi ini dianggap sangat penting dalam proses pembelajaran,padahal bagian
ini merupakan salah satu komponen strategi pembelajaran.Penyampaian informasi
tidak akan berarti apa-apa,apabila tidak melakukan kegiatan pembelajaran
pendahuluan.Dalam hal ini guru harus memahami kondisi dan situasi yang
dihadapinya.Dengan demikian informasi ang diberikan akan diserap oleh peserta
didik dengan baik.
Beberapa
hal ang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi:
§ Urutan
penyampaian
Urutan
penampaian materi harus menggunakan pola yang tepat.Urutan materi ang diberikan
berdasarkan tahapan berfikir dari hal yang bersifat konkret ke hal ang bersifat
abstrak atau dari hal ang sederhana/mudah dilakukan ke hal ang lebih
kompleks/sulit dilakukan.Selain itu,juga perlu diperhatikan apakah suatu materi
harus disampaikan secara berurutan atau dibolak balik,misalnya dari praktek ke
teori atau dari teori ke praktek.Urutan penyamapain informasi yang sisematis
akan memudahkan peserta didik cepat memahami apa yang disampaikan guru.
§ Ruang
lingkup materi yang disampaikan
Besar
kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup materi sangat bergantung
pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari.Umumnya ruang
lingkup sudah tergambar pada saat penentuan tujuan pembelajaran.
§ Materi
yang akan disampaikan
Materi
pelajarn umumnya merupakan gabungan antar jenis metri yang berbentuk
pengetahuan(fakta dan informasi yang terperinci),Keterampilan(langkah-langkah,prosedu,keadaan
dan syarat-syarat tertentu),dan sikap(berisi pendapat,ide,saran atau
tanggapan)(Kemp,1997).
Dalam
menentukan strategi pembelajaran guru harus terlebih dahulu memahami jenis
materi yang akan disampaikan agar dipeoleh strategi pembelajaran yang sesuai.
·
Partisipasi peserta
didik
Berdasarkan
prinsip student center,peserta didik
merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar.Hal ini dikenal dengan istila
CBSA(Cara Belajar Siswa Aktif)yang maknanya bahwa proses pembelajaran akan
lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan secara
langsungdan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan(Dick dan
Carey,1978:108).
Beberapa
hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik:
§ Latihan
dan Praktik seharusnya dilakukan setelah peserta didik diberikan informasi
tentang suatu pengetahuan,sikap,ateu ketrampilan tertentu,agar materi tersebut
benar-benar terinternalisasikan.
§ Umpan
balik
Melalui
umpan balik yang diberikan oleh guru,peserta didik akan segera mengetahui
apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang mereka lakukan
benar/salah,tepat/tidak tepat atau ada sesuatu yang diperbaiki.Upan balik dapat
berupa penguatan positif dan penguatan negatif.Melalui penguatan positif
diharapkan perilaku tersebut akan terus dipelihara atau ditunjukkan oleh
peserta didik.Sebaliknya,melalui umpan negatif diharapkan perilaku tersebut
akan dihilangkan atau peserta didik tidak akn melakukan kesalahan serupa.
·
Tes
Serangkaian
tes umum yang digunakan oleh guru
untuk mengetahui:
§ Apakah
tujuan pembelajatan khusus telah tercapai atau belum
§ Apakah
pengetahuan sikap dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta
didik atau belum.
Pelaksanaan tes biasanay dilakukan
diakhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui proses
pembelajaran,penyampaian informasi berupa materi pelajaran.Pelaksanaan tes juga
dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik.
·
Kegiatan Lanjutan
Dalam
setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja
terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau diatas arat-rata.Padahal
hanya menguasai materi
sebagian atau cenderung di rata-rata tingkat penguasaan yang diharapkan dapat
dicapai.Dan peserta didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda
sebagai konsekuensi dari hasil belajar yang bervariasi tersebut.
II.3.
Karakteristik Peserta Didik.
A.
Karakteristik peserta didik
berdasarkan usia serta model pembelajarannya
1.
Karakteristik peserta didik usia
Sekolah Dasar (SD).Karakteristik anak
usia SD diantaranya adalah
a.
senang bermain
b.
senang bergerak
c.
senang bekerja dalam
kelompok
d.
senang merasakan/melakukan
sesuatu secara langsung.
Oleh karena itu,
guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan,
memungkinkan siswa berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam
kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung
dalam pembelajaran.
Menurut Havighurst
tugas perkembangan anak usia SD adalah sebagai berikut:
a.
menguasai keterampilan fisik yang
diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik,
b.
membina hidup sehat,
c.
belajar bergaul dan bekerja dalam
kelompok,
d.
belajar menjalankan peranan
sosial sesuai dengan jenis kelamin
e.
belajar membaca, menulis, dan
menghitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat,
f.
memperoleh sejumlah konsep yang
diperlukan untuk berpikir efektif,
g.
mengembangkan kata hati, moral,
dan nilai-nilai
h.
mencapai kemandirian pribadi.
i.
Tugas perkembangan tersebut menurut
guru untuk:
j.
Menciptkaan lingkungan teman
sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik,
k.
Melaksanakan pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan
teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya berkembang,
l.
Mengembangkan kegiatan
pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam
membangun konsep; serta
m.
Melaksanakan pembelajaran yang
dapat mengembangkan nilai-nilai sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang
stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
2.
Karakteristik peserta didik usia
Sekolah Menengah.
Pendidikan Bagi Anak Usia Sekolah
Menengah Karakteristik yang menonjol
pada anak usia sekolah menengah adalah sebagai berikut.
a.
Adanya kekurangseimbangan
proporsi tinggi dan berat badan.
b.
Mulai timbulnya ciri-ciri
sekunder.
c.
Timbulnya keinginan untuk
mempelajari dan menggunakan bahasa asing.
d.
Kecenderungan ambivalensi antara
keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul dengan orang banyak serta antara
keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari
orang tua.
e.
Senang membandingkan
kaidah-kaidah, nilai-nilai etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi
dalam kehidupan orang dewasa.
f.
Mulai mempertanyakan secara
skeptis mengenai eksistensi (keberadaan) dan sifat kemurahan dan keadilan
Tuhan.
g.
Reaksi dan ekspresi emosi masih
labil.
h.
Kepribadiannya sudah menunjukkan
pola tetapi belum terpadu.
i.
Kecenderungan minat dan pilihan
karier sudah relatif lebih jelas.
Ø Karakteristik
tersebut menuntut guru untuk:
1.
Menyalurkan hobi dan minat siswa
melalui kegiatan-kegiatan yang positif;
2.
Menerapkan pendekatan
pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil;
3.
Meningkatkan kerja sama dengan orang tua dan
masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa;
4.
Menjadi teladan atau contoh,
serta
5.
Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk belajar bertanggung jawab.
3.
Karakteristik Orang Dewasa
. Usia 21 tahun dipandang sebagai batas dewasa awal sehingga
mereka telah dianggap mempunyai tanggung jawab terhadap segala perbuatannya. Penurunan kemampuan
fisik menuntut penyelenggaraan pendidikan yang menggunakan berbagai media yang
mampu memperkuat kelemahan fisik orang dewasa
Selama masa dewasa, dunia social dan
peranan social menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa
sebelumnya. Pada masa ini individu memasuki peranan kehidupannya yang lebih
luas. Pola dan tingkah laku orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang
yang lebih muda. Perbedaan-perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh
perubahan-perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan dengan masalah penuaan,
tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan
keluarga dan pekerjaan.
Menurut Knowles,
dalam merancang kegiatan pembelajaran bagi orang dewasa hendaknya
memperhatikan:
1. Konsep diri,
2. Pengalaman,
3. Kesiapan untuk belajar, dan
4. Orientasi kegiatan belajar
orang dewasa.
Dengan memperhatikan perbedaan orang
dewasa dengan anak-anak, pembelajaran yang cocok bagi orang dewasa adalah
pembelajaran yang menerapkan:
1. Metode penemuan sendiri
(discovery method),
2. Belajar pemecahan masalah, dan
3. Belajar konsep.
Di samping ketiga
model belajar tersebut, model pendidikan yang tepat bagi orang dewasa adalah
model pendidikan yang memadukan antara pendidikan formal dengan pendidikan luar
sekolah. Ciri khas pendidikan orang dewasa adalah fleksibel dalam
pelaksanaannya.
1 komentar:
Write komentarHarrah's Casino Las Vegas - MapYRO
ReplyFind your way around the casino, 삼척 출장안마 find where 전라북도 출장마사지 everything is located, and if you want to make 양주 출장샵 it to the next level, we have 과천 출장샵 you covered. 삼척 출장안마